Pemblokir Iklan Terdeteksi

Matikan adBlock anda untuk dapat mengakses situs ini.

translate to english
LOADING...
Website Masih Dalam Proses Pengembangan. Download Template Jika Anda Berminat.
Download

MENAWAN OH KEDUNG TUMPANG, Tulungagung

7 min read
Apa kabar kalian ? Dah siap baca ceritaku lagi ? 😄 kali ini aku mau menulis kisah perjalanan travelling yang sangat singkat. Iya, singkat karena emang gak habis pikir aku kesana cuma capek di perjalanan doang. Lah kok bisa ? Simak aja yuk 😉


Okay, aku awali bagaimana drama pertikaian sebelum aku mengarah untuk berangkat ke salah satu tempat wisata di Tulungagung. Hal ini bermula dimana Herla mengajakku untuk bertemu, biasa lah ya bertemu karena rindu. Meskipun rindu juga gak akan berujung kapan finishnya (aduduuuuhh mulai deh ngebucin). 

"Emang kita mau kemana ?". Tanyaku.
"Kemana enaknya ?". (lah ditanya malah nanya balik). "Ke pantai aja yuk, Kedung Tumpang"

Dengan santai aku iyain ajakannya, sebab sudah terlalu lama juga tubuh ini berlayar di pulau kapuk (alias kasur). Mulai dong aku mandi dan bersiap diri buat kencan ke pantai.
Setelah berdandan aku menunggu kedatangan Herla. Tak perlu menunggu lama dia pun datang. Emang bisa diandelin banget deh, gak membuat aku menunggu lama. Tau sendiri lah kan ya, menunggu itu membosankan.

Bergegaslah aku melaju si kuda besi ke tujuan yaitu pantai Kedung Tumpang. Pantai ini terletak di kabupaten Tulungagung, tepatnya di desa Pucanglaban. Pantai ini sangat ramai dikunjungi dan menjadi tempat wisata rekomendasi untuk kalian yang ingin melepas penat.

Mampir juga yuk : Gunung Mini yang Galak Dari Tulungagung

Aku sendiri yang menjadi penduduk Tulungagung malah belum pernah sama sekali ke pantai Kedung Tumpang, ya ini adalah pengalaman pertamaku saat berkunjung ke sana. Di setiap perjalanan aku melihat-lihat daerah pedesaan timur kabupaten Tulungagung. Tiba-tiba si kuda putih berhenti, ku kira mogok (kayaknya gak mungkin deh kalau mogok 🙄). Ya pasti, si Herla keluarkan hp buat lihat google maps. Ini adalah momen terpenting buat aku. Iya penting banget buat nunjukin kalau aku bisa baca si penunjuk arah ini dengan benar. Ah, jadi teringat emang pernah aku dan Herla bertengkar di jalan karena aku salah membaca google maps yang berakhir kesasar di jalanan yang gelap banget. Gak ada rumah sama sekali cuman ada pohon-pohon besar. Merinding kan 😫. 
Aku sangat fokus dengan hp dan aplikasi penunjuk arah, sampai akhirnya melewati jalanan berkelok dipenuhi dengan kerindangan pohon-pohon yang identik daerah pegunungan. Aku begitu menikmati perjalanan seperti ini. Alam yang menyejukkan dan membuat suasana tenang. Oh ya, perjalanan ini menurutku lama 😫Aku berangkat dari kecamatan Kedungwaru, Tulungagung yang diperkirakan sampai ke tujuan kurang lebih setengah jam.

Lebih dekat saat hampir sampai, pemandangan laut lepas sudah terlihat. Panas teriknya matahari di perjalanan langsung terbius oleh keindahan laut biru yang terhampar luas. "Wuuuuaaaahhhh" ucapku kagum oleh ciptaan Tuhan.


Sesampainya di sana aku dan Herla tidak dimintai biaya masuk, hanya biaya parkir saja Rp. 5000., murah kan 🤩. Bisa semurah itu gak tau juga kalau dampak dari pandemi karena sepi pengunjung. Bapak parkir sempet cerita dan memberi tahu kalau tidak boleh turun di bebatuan tepi pantai, karena seminggu sebelum aku datang ke sana ada berita orang terseret ombak. Ngerii banget 🙈.
Gambar : Samitra Wisata

Pemberian nama Kedung Tumpang ini adalah karena di pantai ini terdapat kolam renang alami yang biasa disebut ceruk (kedung) oleh warga sekitar. Pantai ini adalah pantai laut lepas dimana tidak seperti pada umumnya ada pesisir pantai yang bisa kita santai untuk menikmati indahnya laut, melainkan hanya bebatuan besar dan dibawahnya laut dengan ombaknya yang menakutkan. Ombak di pantai Kedung Tumpang sangat besar, bahkan bisa sampai di atas bebatuan. Maka dari itu, para pengunjung sangat dihimbau untuk berhati-hati saat turun dan berfoto di sekitar bebatuan. Tapi tenang dulu, kita masih bisa menikmati pantai ini dari atas. Iya, para warga sekaligus mahasiswa yang pernah melakukan KKN di daerah pantai telah membangun berupa gardu untuk dapat melihat serta merasakan angin laut pantai ekstrim ini.

Gambar : Jejak Piknik


Ada yang menarik di pantai ini, terdapat papan peraturan yang bertuliskan tidak diperbolehkannya membawa buah jeruk. Begitu membaca, aku terheran ada apa dengan buah jeruk ?. Ternyata warga sekitar mempercayai buah jeruh akan mendatangkan ombak yang besar. Sebagai wisatawan yang baik memang sudah sepatutnya menghargai kearifan lokal seperti ini.
Untuk kalian yang belum pernah datang dan rencana mau berkunjung ke pantai ini agendakan jadwal di hari yang cerah ya, biar saat berfoto hasilnya bagus serta suasana jadi happy 😍




Help!
Baca juga :
Semangat berkarya mekipun hasil copy paste!

Blogger : Cerdasin62+

Mau donasi keh?

Paypal
Dana - 0887435373103
Jika dana kalian terlalu banyak bisa beri admin sedikit banyak dana sesuka hati. klik icon panah di atas

You may like these posts

Apakah artikel ini bermanfaat? Silahkan klik bintang di bawah.
Jangan lupa beri komentar.
Komentar.

Post a Comment

Tinggalkan komentar sesuai topik tulisan, centang Notify me untuk mendapatkan notifikasi via email ketika komentar kamu di balas.
Masukkan URL Gambar atau Potongan Kode, atau Quote, lalu klik tombol yang kamu inginkan untuk di-parse. Salin hasil parse lalu paste ke kolom komentar.


image quote pre code
CaraTech.

Mampir Juga Ke Blogger caratech.my.id