Pemblokir Iklan Terdeteksi

Matikan adBlock anda untuk dapat mengakses situs ini.

translate to english
LOADING...
Website Masih Dalam Proses Pengembangan. Download Template Jika Anda Berminat.
Download

Gunung Budheg: Gunung Mini yang Galak Dari Tulungagung

7 min read

Liburan terbaik bukan soal kemewahan, tetapi soal kebersamaan. Itulah kalimat yang pas untuk awal dari ceritaku kali ini. Sebuah cerita perjalanan bersama kawan-kawan di Gunung Budheg.

Gunung Budheg merupakan salah satu gunung yang berada di Tulungagung, tepatnya di desa Tanggung, kecamatan Campurdarat. Gunung dengan ketinggian 585 mdpl ini menyajikan pemandangan indah kota Tulungagung dari atas. Meski tingginya juga gak seberapa, namun tempat wisata ini tetap memiliki daya tarik para wisatawan lokal maupun mancanegara untuk berkunjung.

Pada hari dimana aku tetap merasakan kebosanan di rumah dan terpaku di dalam kamar, salah satu kawanku mengirim pesan mengajak bersilaturahmi dengan dinginnya puncak. Dengan semangat aku mengiyakan ajakan tersebut.

Hasrat kegiranganku untuk merasakan kembali indahnya malam dari atas gunung mulai membara ketika kawanku sampai rumah.
Perjalananku bergabung dengan komunitas Pokok Budal Adventure (ig @pokokbudaladventure). Sebuah komunitas yang anggotanya para backpacker alam. Mereka sangat friendly, padahal kenal juga baru pertama kali tapi udah akrab dan asyik. Oleh karena itu, aku juga jadi humble dengan orang-orang modelan begini.

Keberangkatan dimulai malam pukul 18.30 WIB (ba'da Maghrib). Ada beberapa dari kawan-kawan yang berangkat terpisah denganku, sebab rumah kami yang gak semuanya searah. *ee tapi satu tujuan, kayak hati aku ke kamu 😎. Dalam hati aku seneng banget, keren aja gitu berangkat muncak malam-malam bersama orang-orang yang asyiknya upnormal. Selain itu yang bikin nyaman dalam perjalananku kali ini adalah barang bawaan. Aku tidak terlalu membawa banyak peralatan camp, bahkan juga tidak banyak membawa bekal makanan. *tau sendiri lah kalau jalan sama cowok tinggal ikut aja, berangkat nyaman pulang kenyang 😄.

Tibalah di tempat tujuan. Aku dan kawan-kawan yang lain berkumpul di salah satu tempat parkir. Setelah semua lengkap, dibikin heran aja karena ceweknya cuma 3 orang termasuk aku. Takut sih enggak, tapi malah merasa luar biasa 😄. Aku yakin aja, para cowok yang suka banget backpacker ini gak akan macem-macem sama cewek imut aku ini 🙈. 

Sebelum mulai mendaki, semuanya berdoa agar selama perjalanan diberi keselamatan. Setelahnya, kami lanjut ke pendakian. Suara jangkrik mengiringi setiap langkah. Belum dapat setengah jalan, kami melewati tempat yang katanya keramat. *tenang, gak usah takut kan ada cowok-cowok hehe (ganjen amat sih). Biar tidak bosan di setiap perjalanan, sesekali para cowok mengajukan pertanyaan padaku, kadang juga banyolan gombal ala fuckboy. *maklum kan baru pertama kenal, jadi butuh pendekatan.

Meski ketinggian Gunung Budheg bisa dibilang rendah, tapi track menuju puncak sangat ekstrim. Jalan sempit yang sisinya bebatuan besar miring ke arah jurang merupakan track yang cukup menegangkan, apalagi malam-malam dengan pencahayaan yang hanya dari seupil senter.

Tanjakan demi tanjakan membuat aku dan kawan-kawan kelelahan. Nyaris track di gunung mini ini sangat menguras tenaga, tidak bisa diremehkan. Saat posisi sudah hampir sampai puncak, aku dan kawan semuanya memutuskan beristirahat sejenak di tempat yang datar namun disajikan pemandangan luas kabupaten Tulungagung. Di tempat ini, memang sudah bisa melihat kerlap-kerlip lampu malam. Selain itu juga biasa digunakan tempat istirahat dan sholat.

*Wuuussshhh.. Wangi bunga kantil tiba-tiba tercium. Sudah menjadi bumbu dalam setiap perjalanan wisata alam apalagi malam-malam begini, membuat bulu kuduk merinding. Tak menghiraukan bau bunga kantil, aku dan kawan-kawan melanjutkan perjalanan.

Semangat menuju puncak, sudah terbayar dengan sejuk dinginnya malam gunung penuh mitos ini. Sekejap melihat gaji keindahan yang disajikan, kami melanjutkan untuk pemasangan tenda.

Pemilihan keberangkatan malam hari memang disengaja agar tidak terlalu lelah dengan teriknya matahari, selain itu karena ingin melihat pemandangan indah malam hari & sunrise tanpa berlama-lama. 


Setelah semua siap, kami mulai menghangatkan badan. Menyalakan kompor, memasak mie, membuat kopi, bernyanyi dan bercengkerama satu sama lain. Asyik ?? PASTI. Obrolan yang saling bercanda membuat suasana hati makin riang.

Menjelang pagi, kami masih terjaga dengan obrolan panjang yang tiada henti menyeruput kopi. Kami bergegas melakukan ritual matahari terbit. Menatap tirai yang dibuka oleh Tuhan mengawali indahnya pagi hari. Sebuah anugerah dan perjuangan para pendaki untuk bisa melihat keagungan Illahi.

Waktu terus berputar, matahari mulai menyengat. Tiba saatnya kami untuk bergegas mengemasi barang-barang kembali ke rumah singgah yang juga di rindukan. Perjalanan pulang sangat santai dengan memandangi pemandangan pepohonan dan rerumputan kering. Sesekali kami berhenti untuk mengabadikan momen beserta keindahan Gunung Budheg.


Gunung mini dari Tulungagung, terimakasih atas sajian yang telah diberikan. Tanjakan yang egois, jangkrik yang bernyanyi featuring merdu suara burung hantu, serta semerbak harum bunga kantil menjadi teman di perjalananku. Tetaplah menjadi alam yang bersih dan sampai jumpa di pertemuan yang akan datang. ❤

Help!
Baca juga :
Semangat berkarya mekipun hasil copy paste!

Blogger : Cerdasin62+

Mau donasi keh?

Paypal
Dana - 0887435373103
Jika dana kalian terlalu banyak bisa beri admin sedikit banyak dana sesuka hati. klik icon panah di atas

You may like these posts

Apakah artikel ini bermanfaat? Silahkan klik bintang di bawah.
Jangan lupa beri komentar.
Komentar.

Post a Comment

Tinggalkan komentar sesuai topik tulisan, centang Notify me untuk mendapatkan notifikasi via email ketika komentar kamu di balas.
Masukkan URL Gambar atau Potongan Kode, atau Quote, lalu klik tombol yang kamu inginkan untuk di-parse. Salin hasil parse lalu paste ke kolom komentar.


image quote pre code
CaraTech.

Mampir Juga Ke Blogger caratech.my.id